Masyarakat semua Indonesia dikejutkan bersama kabar berkenaan meninggalnya salah satu politisi muda, Eril Ario Listanto Dardak di di dalam kamar kosnya.
Dari hasil olah perihal perkara, pihak kepolisian mendapati sebuah tayangan YouTube berjudul ‘Oxygen Regulator Medical’ seperti regukator Flow Meter Solar yang ditonton oleh adik dari Bupati Trenggalek tersebut sebagian selagi sebelum meninggal.
Sebenarnya alat apa sih itu?
Apabila dilihat dari bahasa medis, apa yang ditulis oleh Eril Dardak kemungkinan besar mengacu terhadap sebuah alat bernama medical oxygen regulator atau lebih dikenal bersama sebutan pengatur oksigen medis.
Menurut seorang dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, RR Diah Handayani, SpP (K), medical oxygen regulator merupakan sebuah alat yang berfungsi menyesuaikan volume, tekanan, dan kelembaban oksigen yang diberikan ke pasien.
Alat ini biasanya dihubungkan bersama tabung air untuk tingkatkan kelembaban karena oksigen di di dalam tabung agak kering, nggak sama layaknya hawa yang biasanya kami hirup di alam bebas.
“Sebab, saat kami menghirup oksigen dari hawa bebas kan ada hidung yang menyesuaikan kelembapan. Tapi terkecuali oksigen yang kami hirup dari tabung itu agak sedikit berbeda, agak kering.
Selain itu, medical oxygen regulator terhitung digunakan untuk mengukur seberapa kering dan berapa jumlah hawa yang udah dikeluarkan oleh tabung.
Iklan untuk Anda: Kamera di kuburan bersama mayat merekam bagaimana wanita itu hidup kembali
“Bisa saja itu (oksigen) keluarnya langsung banyak, dan itulah yang beresiko terkecuali ada percikan api di sekitar. Kan namanya api itu dibakar memanfaatkan oksigen. Di situlah berbahayanya,” tambahnya.
Lalu keadaan layaknya apa sih yang mengharuskan manusia terima oksigen tambahan?
Contohnya penderita asma, saat penyakit tersebut kambuh pasien bakal mengalami sesak nafas dan keperluan oksigennya meningkat untuk selagi waktu.
Selain itu, ada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), biasanya disebabkan karena rokok, di mana keadaan saluran pernafasan pasien mengalami penyempitan yang lantas membawa dampak kekurangan oksigen.
Selain asma dan PPOK, penyakit lain di mana faedah paru pasien berkurang, layaknya kanker paru, TBC, dan stroke atau yang menganggu faedah pernapasan, terhitung butuh pemberian oksigen jangka panjang.
Meskipun amat berfungsi untuk mendukung proses penyembuhan, Diah menyebutkan bahwa cara pemasangan serta pemanfaatan yang salah mampu berakibat fatal, maka dari itu penggunanya dituntut untuk ikuti petunjuk dokter.
“Kadang-kadang, orang bahagia salah persepsi bahwa keperluan oksigen itu banyak-banyak supaya cepat sembuh. Jadi yang seharusnya 2 liter per menit dipasang 5 liter per menit. Ini terhitung beresiko karena terkecuali badan kami memperoleh oksigen secara mendadak di luar batas yang seharusnya, paru-paru kami pun mampu pecah,” ujarnya.
Nah terkecuali kalian mengalami susah saat memanfaatkan alat ini, jangan curiga dan malu untuk menghubungi dokter